Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Potret Ujian Semester Berbasis HP: Efisien Tapi Penuh Tantangan

 


Satu pekan ini sekolah kami melaksanakan asesmen sumatif akhir semester ganjil tahun ajaran. Ini ujian semester berbentuk pilihan ganda. Jumlah soalnya 30 untuk mata pelajaran IPA dan 35 non IPA. 


Aplikasi yang digunakan adalah mung exambro gratisan. Untuk ujian ini siswa dibolehkan membawa handphone . Bahkan harus. Sebab aplikasinya diinstal di handphone. 


Penggunaan aplikasi ini sangat membantu dalam hal efisiensi biaya. Kalau dibandingkan dengan ujian menggunakan kertas. Namun, di sisi lain, ada juga kekurangannya. 


Ada beberapa handphone yang bisa keluar dari aplikasi sehingga memungkinkan untuk mencontek. Godaan menyontek memang besar. Masih ada ketakutan nilainya rendah. 


Ada guru yang ragu dengan hasil ujian murid. Nilainya tinggi sementara di kelas tidak begitu tinggi. Dibanding teman-temannya nilainya paling tinggi pula. Nilai Fisikanya 94. Padahal siswa lainnya paling tinggi adalah 66, siswa paling pintar di kelasnya. Wajar kan guru sangsi dengan hasil itu? 


Ujian menggunakan handphone juga mengganggu konsentrasi murid. Mereka jadi tidak fokus ujian karena ingin segera membuka handphone untuk cek media sosial atau main game jika sudah selesai ujiannya. Pengen cepat selesai, biar bisa cepet main. Beda dengan ujian kertas, kalau sudah selesai, paling nggak tidur atau ngobrol saja. Guru harus pintar memilih soal yang tidak terlalu mudah sehingga murid cepat selesai ujiannya. 


Soal juga jangan lebih banyak sulitnya. Bisa tidak cukup waktu untuk mengerjakannya. Porsi soal harus seimbang antara yang mudah, sedang, dan tinggi tingkat kesukarannya. 


Tidak mudah membuat soal yang ideal. Guru harus berulang kali memiliki pengalaman untuk bisa menghasilkannya. Harus disesuaikan dengan pembelajaran yang dilakukan di kelas. Kalau tidak dipelajari, jangan harap murid bisa mengerjakannya, kecuali murid yang benar-benar pintar atau mau belajar mandiri. 


 Sementara itu, solusi buat mencegah murid agar tidak mencontek, guru pengawas bisa mengingatkan lagi agar tidak coba-coba mencontek, berkeliling ke meja murid, dan melakukan pengawasan dengan ketat. Siapa yang terindikasi mencontek bisa langsung ditegur. Kalau memang mencontek maka bisa diberikan teguran atau sanksi yang lebih tegas lagi.


Murid-murid biasanya cepat selesai ketika mata pelajaran non IPA atau non eksak. Dari 90 menit yang tersedia mereka bisa selesai 30, 20, bahkan 15 menit saja. Lalu sisa waktu digunakan buat apa? Namun, pas ujian mata pelajaran IPA, biasanya mereka kekurangan waktu. Mereka minta tambahan waktu. Ada sih murid yang kurang akademiknya tidak membutuhkan tambahan waktu. Bahkan mereka sudah selesai setengah jam atau sejam lebih awal. Bukan selesai sih tapi nyerah nggak tahu lagi cara mengerjakannya. Begitulah mereka dengan ujian. 


Ujian ini bukanlah satu-satunya penilaian untuk menentukan nilai rapor. Hasil asesmen ini nanti digabung dengan asesmen lain seperti asesmen tengah semester, ulangan harian, tugas, dan lainnya. Jadi jangan khawatir kalau nilai asesmen sumatif ini rendah. Nanti digabung dengan penilaian/asesmen lain, kok. Santai saja. Apalagi kalau sudah mempersiapkan dengan matang termasuk mengikuti pembelajaran dengan maksimal, ujian bukan hal yang menakutkan. Selamat menempuh ujian.

 Semoga sukses ya. 

Post a Comment for "Potret Ujian Semester Berbasis HP: Efisien Tapi Penuh Tantangan"